Fakta Unik Suriname, Saudara Jauh Suku Jawa di Amerika Tengah

Fakta Unik Suriname, Saudara Jauh Suku Jawa di Amerika Tengah



Orang Jawa sejak dulu memang dikenal gemar merantau. Hal itu terbukti di seluruh wilayah Indonesia, pasti ditemukan orang Jawa. Bahkan tidak hanya di dalam negeri, suku Jawa juga banyak merantau hingga ke luar negeri.
Ya, Suriname adalah salah satunya. Jawa adalah ikon yang sudah sangat melekat dengan negara di bagian Amerika Tengah itu.
Leluhur orang Jawa yang ada di Suriname memang berasal dari Indonesia. Mereka dipaksa Belanda hijrah sehingga menetap dan menjadi penduduk Suriname. Wajah penduduk Suriname sangat mirip dengan orang Jawa, begitupun dari segi bahasa dan cara bersosialisasi.

Berikut ulasan fakta unik tentang Suriname yang sangat melekat dengan orang Jawa :

Jawa Jadi Bahasa Sehari-hari


Penduduk Suriname menggunakan Bahasa Jawa dan Belanda sebagai bahasa sehari-hari. Uniknya, problem kebahasaan orang Suriname tak berbeda di Pulau Jawa. Di sana para anak muda sudah mulai meninggalkan bahasa leluhurnya itu. Bahkan, mereka sudah tidak pernah lagi menggunakan bahasa Jawa halus dalam bercakap-cakap.

Didi Kempot Sangat Populer di Suriname


Tidak hanya bahasa yang kental dengan suku Jawa. Selera musik pun juga masih mengandung unsur Jawa. Bahkan, penyanyi paling tenar di sana bukanlah musisi asli, namun berasal dari Indonesia.
Ia adalah Didi Kempot, yang menjadi idola masyarakat Suriname. Kepopuleran Didi Kempot di Suriname diungkapkan oleh Menteri Dalam Negeri Suriname, Soewarto Moestadja beberapa waktu lalu.

Jamu Indonesia Laris Manis di Suriname


Tidak hanya Didi Kempot yang diidolakan warga Suriname. Minuman tradisional khas Jawa, jamu pun begitu digilai oleh penduduk di negara Amerika Tengah itu. Jamu yang dibuat oleh kelompok wanita tani di sana ternyata begitu diminati.
Bahkan pernah juga diundang pemerintah Suriname untuk diikutkan dalam sebuah pameran kebudayaan. Penduduk Suriname berdarah Jawa sangat menyukai jamu rasa beras kencur, puyang dan lain sebagainya. Mereka mengimpor jamu dari Indonesia sebagai obat rindu akan atribut bernuansa Jawa milik leluhurnya itu.

Suriname Alami Krisis Bahasa Jawa

Suriname saat ini tengah mengalami krisis bahasa Jawa, sama halnya seperti di Indonesia. Dewasa ini, kian banyak anak muda keturunan Jawa yang tidak mau menggunakannya.
Untuk mengatasi masalah ini, Suriname pernah meminta bantuan kepada Indonesia. Duta besar Indonesia untuk Suriname, Dominicus Supratikno, pernah mendatangi Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, dan menyampaikan jika orang-orang Suriname butuh guru bahasa Jawa. Ini menjadi salah satu bukti jika bahasa Jawa di sana sudah mulai ditinggalkan.

Kuliner Jawa sangat populer

Banyak imigran di Suriname yang meninggalkan warisan kuliner. Makanan nasional Suriname terdiri dari ayam dan nasi. Di Paramaribo, menu masakan Jawa dan Cina adalah sangat populer. Di kota-kota pinggiranya, makan pagi terdiri dari nasi (khas Jawa), roti (Hindustani), atau roti (Kreole).

Terdapat Orkes Gamelan Jawa Tradisional


Seni cat adalah seni grafis yang paling berkembang di Suriname. Bentuk seni yang paling populer adalah seni musik. Yang paling popular di kalangan orang keturunan Perancis (Creole) adalah musik Kaseko dan musik Kawina, yang pada mulanya dinyanyikan dan dimainkan di perkebunan. Di kalangan Hindustani, lagu-lagu dari film India adalah sangat favorit. Terdapat juga orkes gamelan Jawa tradisional dengan lagu Jawa tradisional.


Inilah fakta-fakta unik dari negara Suriname. Mungkin mereka berbeda negara dengan kita, namun sejatinya orang-orang Suriname adalah saudara dekat Indonesia. Jika saja dulu Belanda tidak mengirim mereka pergi, tentu saja kita masih saudara senegara hari ini. Tentang orang Jawa, ternyata tidak hanya di Suriname saja kita bisa menemui mereka, di Belanda sendiri juga ada orang-orang Jawanya yang tentu saja masih fasih berbahasa Jawa.

~Dikutip dengan perubahan dari berbagai sumber~